Dampak Inflasi Terhadap Harga Komoditas Ekspor Impor


April 25, 2024


Inflasi merupakan fenomena yang sering kali terjadi dan memengaruhi berbagai aspek kehidupan, seperti fluktuasinya harga komoditas barang. Ketika inflasi meningkat, umumnya harga barang dan jasa juga akan ikut naik.

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia menyebutkan pencapaian inflasi Indonesia pada tahun 2023 masih tergolong stabil dan terkendali pada angka 2,61 per tahun, relatif turun dibanding tahun 2022 yaitu 5,51%. Penurunan ini sejalan dengan harga-harga komoditas ekspor impor Indonesia yang cenderung stabil.

Namun seberapa jauh sebenarnya dampak inflasi pada harga komoditas ekspor-impor? Dan antisipasi apa yang harus dilakukan? Artikel ini akan membahasnya.

Penyebab Inflasi

Inflasi adalah peristiwa di mana terjadi kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan berlangsung secara terus-menerus dalam periode tertentu. Periode ini yang menentukan apakah kenaikan harga komoditas merupakan inflasi atau hanya keniakan biasa saja.

Di Indonesia, perhitungan inflasi akan dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) melalui metode survei dengan mengumpulkan data dari harga berbagai macam produk barang dan jasa yang dapat merepresentasikan kebutuhan masyarakat.

Bank Indonesia mengelompokan penyebab inflasi menjadi beberapa faktor berikut ini:

1. Cost Push Inflation

Cost push inflation atau tekanan dari sisi penawaran terjadi ketika sebuah inflasi dipicu oleh tingginya penawaran atau biaya produksi. Hal ini bisa terjadi akibat dari depresiasi nilai tukar mata uang, adanya inflasi di pasar global, adanya kenaikan harga komoditas berdasarkan aturan pemerintah, dan adanya bencana alam yang mengganggu proses distribusi barang atau jasa.

2. Demand Pull Inflation

Demand pull inflation dikenal juga sebagai tekanan dari sisi permintaan. Berkebalikan dengan penyebab pertama, inflasi terjadi justru dikarenakan adanya ketidakseimbangan antara permintaan barang dan jasa dengan jumlah ketersediaannya. Salah satu contohnya adalah ketika demand atau permintaan terhadap alat kesehatan yang melonjak drastis pada masa Covid-19.

3. Ekspektasi Inflasi

Penyebab inflasi lainnya datang dari persepsi masyarakat serta pelaku ekonomi dalam menghadapi tingkat inflasi di masa depan. Ekspektasi inflasi sendiri dibagi menjadi dua, yaitu ekspektasi inflasi adaptif yang didasari pada data historis, dan ekspektasi inflasi forward-looking yang didasari analisis serta perkiraan pada faktor ekonomi maupun kebijakan di masa depan. Dengan adanya ekspektasi inflasi maka keputusan yang diambil oleh konsumen, investor, atau pelaku ekonomi lain yang terlibat dapat sangat terpengaruh.

Jenis-jenis Inflasi

Untuk memahami dampak inflasi terhadap harga komoditas, terutama ekspor dan impor, maka kita perlu mengetahui terlebih dahulu jenis-jenis inflasi. Karena dari jenisnya,kita dapat memilah respon seperti apa yang harus diberikan dalam mengantisipasi dampaknya. Berikut jenis-jenis inflasi:

1. Inflasi Ringan

Inflasi ringan merupakan peristiwa di mana kenaikan harga komoditas masih dapat dikendalikan dan tidak mengancam keberlangsungan ekonomi negara secara menyeluruh. Bisanya inflasi dikategorikan masih rendah apabila kenaikannya di bawah 10% per tahun.

2. Inflasi Sedang

Naik dari tahapan rendah atau ringan, inflasi sedang terjadi jika kenaikan angka inflasi mencapai 10% hingga 30%. Pada fase ini daya beli masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah dapat menurun sehingga stabilitas ekonomi sedikit terganggu, meskipun memang belum mengancam kondisi negara.

3. Inflasi Berat

Jika kenaikan inflasi berada di antara 30% sampai dengan 100% per tahun, maka bisa dikatakan kondisi negara mengalami inflasi berat yang dapat mengacaukan perekonomian di negara tersebut. Pada fase ini roda ekonomi akan terganggu karena masyarakat akan lebih memilih untuk menyimpan harta berharganya sendiri dan tidak mau menabungkannya di lembaga keuangan. Perputaran keuangan pada fase ini sudah mulai kritis dan mengkhawatirkan, yang mana harga barang komoditas ekspor dan impor juga melambung tinggi.

Pengaruh Inflasi Terhadap Harga Komoditas

Seperti yang mungkin Anda sadari bahwa setiap perubahan ekonomi yang terjadi, maka harga komoditas juga akan ikut terpengaruh. Lalu apa saja pengaruh inflasi pada harga komoditas barang, terutama ekspor dan impor?

1. Naiknya Biaya Produksi

Salah satu cara utama inflasi mempengaruhi harga komoditas adalah melalui kenaikan biaya produksi. Ketika inflasi meningkat, biaya bahan baku, tenaga kerja, dan energi cenderung naik. Produsen komoditas, baik domestik maupun internasional, mungkin akan menaikkan harga jual mereka untuk menutupi biaya tambahan ini.

2. Penurunan Nilai Mata Uang

Inflasi seringkali disertai dengan penurunan nilai mata uang. Ketika mata uang suatu negara melemah, harga komoditas dalam mata uang tersebut akan naik. Misalnya, jika rupiah melemah terhadap dolar Amerika, maka komoditas yang dihargai dalam dolar, seperti minyak atau gandum, akan mengalami kenaikan harga saat dikonversi ke dalam rupiah.

3. Perubahan Permintaan dan Penawaran

Inflasi juga dapat memengaruhi permintaan dan penawaran komoditas. Misalnya, jika harga makanan pokok naik, konsumen mungkin mengurangi konsumsi atau beralih ke alternatif yang lebih murah. Sebaliknya, produsen mungkin meningkatkan produksi jika harga jual meningkat, asalkan mereka bisa menutupi biaya produksi yang lebih tinggi.

Strategi Menghadapi Inflasi dalam Ekspor-Impor

Inflasi pada perekonomian di setiap negara adalah hal yang sulit dihindari. Namun tidak perlu khawatir, karena selama angkanya masih di bawah 10%, maka inflasi masih dapat dikatakan aman. Selain itu, berikut beberapa strategi yang dapat diterapkan saat menghadapi inflasi terutama pada sektor ekspor-impor.

1. Hedging Mata Uang

Perusahaan yang terlibat dalam perdagangan internasional dapat menggunakan strategi hedging untuk melindungi diri dari fluktuasi nilai tukar. Dengan menggunakan instrumen keuangan seperti kontrak berjangka, mereka dapat mengunci nilai tukar tertentu dan mengurangi risiko kerugian akibat inflasi.

2. Diversifikasi Pasar

Diversifikasi pasar tujuan ekspor dapat membantu mengurangi risiko yang terkait dengan inflasi. Dengan mengekspor ke berbagai negara, perusahaan dapat mengurangi ketergantungan pada satu pasar tertentu dan mengelola risiko inflasi dengan lebih baik.

3. Peningkatan Efisiensi Produksi

Perusahaan dapat meningkatkan efisiensi produksi untuk mengurangi dampak inflasi terhadap biaya produksi. Investasi dalam teknologi baru, pelatihan tenaga kerja, dan peningkatan proses produksi dapat membantu menurunkan biaya dan menjaga daya saing harga di pasar internasional.

Itulah penjelasan singkat dampak inflasi terhadap harga komoditas barang dan jasa, terutama pada sektor ekspor-impor. Meskipun inflasi naik dan turun terus terjadi, namun dengan upaya yang tepat, ekspor-impor yang Anda lakukan dapat tetap berjalan dengan baik. Seperti kami yang selalu dapat diandalkan untuk pengiriman ekspor-impor ke berbagai negara tujuan. Kami yang telah melayani lebih dari 30 tahun selalu siap membantu Anda meningkatkan efektivitas bisnis melalui pengiriman yang aman, cepat, dengan biaya terjangkau. Dapatkan penawaran terbaik jika Anda menghubungi kami hari ini melalui contact@uniaircargo.co.id.

Contact the Uniair Cargo team today for a FREE consultation and export cost estimate!
Also, follow us on Instagram at @uniaircargo for logistics tips, up-to-date information, and export inspiration!

5 Komoditas Ekspor Indonesia Tahun 2022
Ekspor-Impor

JANUARY 16, 2023

5 Komoditas Ekspor Andalan RI di 2022, Surplus Ter...

Forwarder Profesional Uniair Cargo
Ekspor-Impor

SEPTEMBER 27, 2025

Mengapa Forwarder Profesional Seperti Uniair Cargo...

Kesalahan ekspor besi baja
Ekspor-Impor

AUGUST 14, 2025

5 Kesalahan Umum Saat Mengekspor Besi dan Cara Men...