Demand Planning: Arti, Fungsi, dan Proses Penerapan
Demand planning adalah salah satu proses dalam supply chain management yang bisa memperkirakan permintaan produk untuk menjaga ketersediaan stoknya di pasar. Proses ini perlu dilakukan agar jumlah produk yang beredar di pasaran bisa diatur sedemikian rupa.
Tak bisa diremehkan, jika tidak ada pengaturan pasokan yang mumpuni, bisnis bisa menjadi kacau. Sangat penting untuk mengetahui pentingnya mengatur jumlah produk yang beredar di pasaran. Jadi, apa itu demand planning? Ketahui lebih banyak mengenai demand planning dengan penjelasan berikut ini.
Kita sudah mengetahui bahwa demand planning adalah hal yang sangat penting untuk perusahaan, namun apa itu demand planning?
Dilansir dari Anaplan, demand planning adalah proses supply chain yang melibatkan forecasting demand (peramalan permintaan) agar produk bisa dikirimkan sesuai dengan kebutuhan customer.
Dengan peramalan permintaan yang efektif, produsen bisa meningkatkan akurasi perkiraan pendapatan. Penyedia produk bisa lebih mudah menyelaraskan tingkat ketersediaan barang dengan perkiraan kebutuhan customer di pasar.
Tak sampai sana, produsen pun bisa meningkatkan keuntungan dengan melakukan penjualan di produk atau channel penjualan tertentu.
Orang yang melakukan perencanaan (demand planner) bisa memantau berbagai faktor internal dan eksternal yang bisa memengaruhi permintaan yang meliputi tenaga kerja, pola cuaca, bencana alam, medan distribusi dan lain sebagainya.
Pengumpulan informasi dari berbagai sumber adalah cara terbaik untuk menghasilkan perkiraan yang akurat agar bisa memastikan permintaan dan pasokan produk menjadi lebih efisien..
Lewat penjelasan di atas, kini pertanyaan “apa itu demand planning?” Sudah terjawab. Namun sebenarnya, apa fungsi pentingnya?
Demand planning adalah sebuah kebutuhan yang tak bisa dihindari oleh perusahaan yang bergerak dibidang penyedia produk. Hal itu dikarenakan selera dan kebutuhan pasar yang terus berubah seiring berjalannya waktu.
Perubahan pasar yang terjadi dan demand plans harus terjadi secara beriringan mengikuti kecepatan perubahan. Jika rencana tidak adat menyesuaikan dinamisme pasar, perusahaan bisa mengalami kehabisan ketersediaan dan menghadapi ketidakpuasan pelanggan.
Sebagai contoh, ketika pandemi yang diakibatkan virus Covid-19 yang tiba-tiba melanda. Hal tersebut tidak bisa diduga dan mengakibatkan kebutuhan penggunaan masker meningkat secara signifikan.
Jika demand planner tidak bekerja dengan baik, maka akan sulit bagi perusahaan masker untuk memproduksi dan mendistribusikan masker sesuai dengan kebutuhan masyarakat di saat itu. Ini juga salah satu peran penting untuk memastikan upstream dan downstream supply chain berjalan dengan baik.
Meski sudah dijelaskan sebelumnya, mungkin Anda masih belum yakin mengenai pentingnya demand planning. Sebetulnya, apa pentingnya demand planning untuk perusahaan yang menggeluti bidang produksi?
Ada 5 fungsi demand planning yang perlu diketahui, yakni:
Perlu diingat, pencegahan terjadinya kerugian perusahaan karena tidak bisa mengontrol ketersediaan produk di pasaran sangat penting untuk dilakukan.
Dilansir dari Michigan State University Online, jika produk tidak tersedia untuk customer karena stok habis, bisnis akan kehilangan revenue. Jika terus dibiarkan, bisnis bisa kehilangan pelanggan setia karena direbut oleh kompetitor.
Namun di sisi lain, dengan memproduksi barang pada jumlah yang banyak malah bisa merugikan perusahaan karena memerlukan pengeluaran ekstra untuk menyewa gudang.
Dengan demand planning, jumlah produk akan cukup untuk memenuhi kebutuhan customer namun di sisi lain jumlah barang yang berada di gudang pun akan tetap terjaga dengan baik.
Demand planning memiliki beberapa tahap yang tergantung pada penggunaan alat, informasi, serta proses yang tepat.
Tak hanya itu, sering kali proses yang digunakan pun berbeda dengan yang terjadi pada umumnya karena penempatan produk, kebutuhan persediaan serta tujuan organisasi yang berbeda.
Namun, beberapa hal penting yang patut dilakukan dalam demand planning adalah:
Memilih software yang tepat
Ada beberapa software yang tepat untuk menyusun sistem perencanaan sumber daya perusahaan (ERP). Meski demikian, Anda perlu mengetahui alat yang tepat untuk digunakan.
Saat mempertimbangkan pemilihan ERP, penting untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan software agar bisa disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.
Pengelolaan data
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, data atau informasi adalah amunisi utama yang menjadi penggerak dalam perencanaan permintaan.
Kelengkapan data menjadi sangat krusial karena bisa memberikan gambaran yang jelas mengenai permintaan barang di pasar, kemampuan perusahaan dalam memproduksi, dan lain sebagainya.
Biasanya data mining serta agile process modelling dibutuhkan dalam tahap pengumpulan data.
Membuat model proses
Jangan sampai salah mengambil data atau proses yang salah. Hal tersebut bisa malah bisa menyebabkan kekacauan dan merugikan perusahaan.
Terdapat langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk membuat proses perencanaan, seperti:
Penting untuk perusahaan melakukan pemantauan setelah menerapkan proses perencanaan agar hasil bisa ditinjau dengan lebih jelas.
Implementasi dan pengawasan
Jika proses demand planning sudah dimulai, perusahaan perlu terus mengawasi dan mengawal setiap proses yang sedang berjalan.
Jika sudah dianalisis, proses evaluasi perlu dilakukan secara real-time agar bisa segera melakukan penyesuaian proses dari hasil yang sudah diterima.
Setelah semua pertanyaan mengenai “apa itu demand planning dan berbagai fungsinya?” sudah terjawab, hal yang perlu dilakukan adalah implementasinya.
Proses implementasi demand planning memang panjang dan tidak mudah. Meski demikian, hal ini sangat diperlukan untuk memajukan perusahaan dan menghindari potensi kerugian yang bisa saja terjadi karena pasokan produk yang kurang di pasaran.