Mengapa CBM Itu Penting dalam Impor Laut?

Dalam pengiriman laut, biaya ditentukan bukan dari berat barang, melainkan dari volume atau CBM (Cubic Meter).

Kenapa begitu? Karena di kapal, ruang kontainer lebih berharga daripada berat barang. Satu kontainer hanya bisa menampung volume tertentu meskipun masih kuat menahan beban.

Contoh:

• Barang ringan seperti bantal (200 gram) dikemas kardus besar 1 × 1 × 1 m → kena biaya 1 CBM penuh.
• Barang berat seperti besi 200 kg dikemas kardus kecil 20 × 20 × 20 cm → hanya 0,008 CBM.

Hasilnya: ongkir bantal bisa lebih mahal dari besi!

Apa Itu CBM?

CBM adalah singkatan dari Cubic Meter, yaitu satuan volume untuk menghitung berapa banyak ruang yang dipakai barang dalam kontainer.

Rumus dasar:

(Dibagi 1.000.000 karena ukuran biasanya dalam cm³, sementara 1 m³ = 1.000.000 cm³).

Contoh Perhitungan CBM Sederhana

Bayangkan sebuah kardus dengan ukuran:

• Panjang: 100 cm
• Lebar: 50 cm
• Tinggi: 50 cm

Perhitungan:
 100 × 50 × 50 = 250.000 cm³
 250.000 ÷ 1.000.000 = 0,25 m³ (CBM)

Satu kardus ini setara 0,25 CBM.

Baca juga : Membedah Regulasi Impor Sektor Industri: Elektronik, Tekstil, dan FMCG

Tabel Referensi Cepat CBM Kardus

Supaya tidak hitung manual terus, berikut panduan kasar:

Studi Kasus: Efek CBM pada Biaya Laut

Misalkan tarif laut = Rp 1.500.000 per CBM.

Kasus A – Barang Tidak Knock-Down

• Meja ukuran 200 × 100 × 80 cm
• Volume = (200 × 100 × 80) ÷ 1.000.000 = 1,6 CBM
• Biaya = 1,6 × Rp 1.500.000 = Rp 2.400.000

Kasus B – Barang Knock-Down (Dibongkar)

• Setelah dibongkar jadi flat pack: 200 × 20 × 100 cm
• Volume = (200 × 20 × 100) ÷ 1.000.000 = 0,40 CBM
• Biaya = 0,40 × Rp 1.500.000 = Rp 600.000

Hemat Rp 1.800.000 (75% lebih murah) hanya karena cara packing lebih efisien.

Baca juga : Apa yang Terjadi Apabila Kontainer Hilang atau Rusak di Laut?

Tips Praktis Menghemat Biaya CBM Laut

1. Gunakan knock-down packaging → cocok untuk furniture, lemari, rak.
2. Isi kardus secara optimal → hindari banyak ruang kosong.
3. Standarisasi ukuran kardus → memudahkan stacking di kontainer.
4. Konsolidasi barang kecil → barang kecil berceceran lebih boros.
5. Minta repacking dari forwarder → forwarder seperti Uniair Cargo bisa bantu atur ulang.

Peran Uniair Cargo dalam Optimasi CBM

Banyak importir hanya mengandalkan hitungan supplier. Masalahnya, supplier biasanya hitung dimensi “produk”, bukan “packaging akhir”.

Uniair Cargo memastikan Anda tidak membayar lebih dengan cara:

• Mengukur ulang barang di gudang sebelum dikirim.
• Memberi laporan dimensi + foto barang aktual.
• Menyarankan repacking/knock-down bila memungkinkan.
• Memberi simulasi biaya transparan → sehingga Anda tahu persis berapa biaya per CBM.

FAQ Seputar CBM Laut

Q1. Apakah selalu ada minimum CBM di pengiriman laut?
Ya, biasanya minimum 1 CBM untuk LCL (Less Container Load).

Q2. Kenapa CBM saya beda dengan supplier?
 Karena supplier hitung ukuran produk, sedangkan forwarder hitung ukuran karton/palet akhir.

Q3. Bagaimana menghitung barang bulat atau bentuk aneh (drum, mesin)?
Tetap pakai bounding box (panjang × lebar × tinggi bagian terluar).

Q4. Apakah Uniair Cargo bisa bantu hitung ulang CBM?
Ya, tim kami bisa ukur ulang, foto, dan beri laporan detail sebelum barang dikirim.

Q5. Bagaimana cara paling efektif hemat biaya CBM?
Gunakan knock-down packaging dan repacking agar ruang di kontainer efisien.

9. Kesimpulan

CBM adalah kunci utama biaya pengiriman laut. Salah hitung bisa bikin biaya melonjak, sementara packing cerdas bisa menghemat hingga 70% dari total ongkos kirim.

Dengan Uniair Cargo, Anda tidak hanya mendapat jasa forwarder, tapi juga partner yang memastikan setiap CBM dihitung dengan akurat, transparan, dan hemat biaya.

Contact the Uniair Cargo team today for a FREE consultation and export cost estimate!
Also, follow us on Instagram at @uniaircargo for logistics tips, up-to-date information, and export inspiration!