Mengapa Indonesia Masih Mengimpor BBM Padahal Punya Kekayaan Minyak Bumi?
"Mengapa Indonesia masih mengimpor BBM?" hal ini tentu menjadi pertanyaan banyak orang. Hal tersebut tentu menjadi pertanyaan di benak masyarakat lantaran Indonesia sendiri merupakan produsen minyak mentah.
Indonesia sendiri merupakan negara yang memiliki sumber daya alam (SDA) yang melimpah. Hal ini pun termasuk komoditas minyak bumi dan juga gas bumi.
Kendati demikian, ternyata Indonesia masih impor BBM dari luar negeri. Tak hanya itu, bahan kebutuhan impor BBM pun semakin meningkat. Hal ini terlihat pada tahun 2022 lampau.
Hal yang mengejutkan lain, ternyata Indonesia impor BBM dari negara tetangga, yakni, Singapura. Terlebih, luas Singapura sendiri tidak berbeda jauh dengan luas DKI Jakarta.
Lalu apa alasan Indonesia masih mengimpor BBM dari Singapura? Simak alasannya di sini!
Seperti yang sudah disebutkan, meski Indonesia memiliki komoditas minyak bumi yang melimpah, hal ini ternyata tidak membuat negeri ini mampu memproduksi BBM yang dibutuhkan oleh rakyatnya. Hal tersebut dikarenakan kilang di Indonesia tidak mampu menampung seluruh produksi minyak mentah yang diproduksi oleh negeri sendiri.
Jadi, banyak Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) atau perusahan yang melakukan pengeboran minyak di Indonesia, pada akhirnya menjual minyaknya ke Singapura. Setelah itu, BBM mentah yang diimpor Singapura pun kembali dibeli untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Dari data yang tercatat, impor minyak di tahun 2022 sendiri bisa mencapai 500.000 barel per hari. Hal itu lah yang membuat Indonesia dikhawatirkan memiliki ketergantungan yang besar terhadap harga BBM dunia.
Komoditi gas bumi di Indonesia pun memiliki kendala tersendiri. Pemanfaatan gas bumi yang masif pun berbanding terbalik dengan kemampuan Indonesia untuk memfasilitasi infrastruktur yang ada. Kendala seperti pemasangan pipa gas yang belum merata di seluruh wilayah adalah salah satu hal yang perlu diatasi.
Diketahui, Singapura sendiri merupakan negara yang tidak memiliki ladang minyak. Kendati demikian, negara paling kecil di Asia Tenggara ini pun berhasil menjadi salah satu produsen BBM terbesar di dunia.
Dilansir dari Kompas.com, stok cadangan BBM yang dimiliki oleh Singapura pun bisa dibilang sangat besar jika dibandingkan dengan ukuran negaranya yang sangat kecil.
Alasannya adalah letak negara Singapura yang terbilang strategis pun menjadi faktor utamanya. Hal itu membuat Singapura memiliki kemudahan dalam berinvestasi dan perizinan. Hal itu pun membuat banyak perusahaan minyak multinasional yang menempatkan kilang minyak milik mereka di Singapura.
Setidaknya terdapat 3 kilang minyak besar yang ada di Singapura. ketiganya yakni Shell Pulau Bukom Refinery dengan kapasitas 500.000 barel per hari, ExxonMobil Jurong Island Refinery dengan kapasitas 605.000 barel per hari, dan SRC Jurong Island Refinery berkapasitas 290.000 barrel per hari.
Lewat kapasitas tersebut, Singapura pun bisa mengolah minyak bumi yang diimpor dari Asia Tenggara dan Timur Tengah untuk akhirnya menjadi BBM siap pakai dan siap ekspor ke seluruh dunia.
Sedikitnya populasi Singapura pun menjadi poin tambahan tersendiri. Semakin sedikitnya populasi Singapura, hal itu membuat konsumsi BBM domestik menjadi relatif sangat kecil.
Di sisi lain, Indonesia memiliki penduduk sekitar 260 juta jiwa dengan konsumsi BBM 1,4 juta barrel per harinya. Di satu sisi, kapasitas pengolahan minyak di kilang pertamina hanya bisa membuat 1,1 juta barrel per hari.
Hal ini pun akhirnya menjadi penyebab impor BBM sangat menjadi beban neraca perdagangan di Indonesia.
Diketahui, Singapura menjadi negara yang paling banyak mengekspor BBM ke Indonesia. Bahkan posisinya pun mengalahkan Arab Saudi yang merupakan produsen minyak terbesar di dunia. Selain ke Indonesia, Singapura pun mengekspor BBM ke Malaysia dan juga China.