Pertumbuhan Industri Logistik Pihak Ketiga (3PL) Diperkirakan Melambat
Industri logistik pihak ketiga (3PL) global diprediksi akan mengalami pertumbuhan yang terhambat dalam beberapa tahun mendatang, menurut konsultan supply chain Armstrong & Associates. Prediksi ini merupakan hasil dari berbagai faktor yang diperkirakan akan membentuk masa depan industri ini.
Alasan utama terjadinya pertumbuhan yang lambat bagi industri penyedia Logistik Pihak Ketiga (3PL) adalah pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung, walaupun saat ini jumlah orang yang divaksinasi meningkat dan orang yang terkena COVID-19 juga menurun. Pandemi ini telah mengganggu rantai suplai dan menyebabkan kekurangan bahan baku dan barang, yang langsung berdampak pada industri 3PL. Akibat dari pandemi juga dirasakan oleh industri penyedia 3PL yang melihat adanya penurunan permintaan (demand) dikarenakan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk memulihkan kondisi ekonomi seperti semula.
Adapun hal lainnya yang menjadi faktor kedua penghambat pertumbuhan 3PL adalah kehadiran eCommerce. Dengan semakin banyaknya konsumen berbelanja online, permintaan untuk layanan pengiriman last-mile mengalami peningkatan yang signifikan. Namun, lonjakan permintaan ini juga telah menyebabkan peningkatan persaingan dan margin keuntungan yang lebih rendah bagi penyedia 3PL. Ditambah, tidak banyak industri 3PL yang terjun langsung ke dalam lini jasa pengiriman last-mile tersebut, karena rata-rata masih bermain sebagai freight forwarding.
Faktor ketiga adalah saat ini kita sudah melihat banyak sekali otomatisasi dari kecerdasan buatan pada industri logistik secara keseluruhan. Dan terutama, untuk para manufaktur. Kehadiran teknologi saat ini membantu para manufaktur untuk tidak begitu bergantung pada Logistik Pihak Ketiga (3PL), karena sudah difasilitasi oleh kecanggihan teknologi.
Meskipun demikian, industri 3PL diperkirakan akan terus tumbuh, meskipun dengan laju yang lebih lambat dari yang sebelumnya diprediksi. Armstrong & Associates memperkirakan bahwa industri ini akan melihat laju pertumbuhan tahunan (Compound Annual Growth Rate) sebesar 3,2% dalam lima tahun ke depan, mencapai nilai $1,64 triliun pada tahun 2026.
Untuk tetap bersaing, penyedia 3PL harus menyesuaikan diri dengan kondisi pasar yang berubah dan mengadopsi teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan meningkatkan penawaran layanan mereka. Selain itu, penyedia mungkin perlu mengeksplorasi model bisnis baru dan memperluas penawaran layanan mereka untuk tetap relevan dalam industri yang semakin ramai dan kompleks.
Munculnya e-commerce juga berdampak pada industri logistik pihak ketiga (3PL), karena semakin banyak konsumen yang menuntut layanan pengiriman last-mile. Namun, peningkatan permintaan ini juga menyebabkan peningkatan persaingan dan margin keuntungan yang lebih rendah bagi penyedia 3PL. Dengan melambatnya pertumbuhan e-commerce, penyedia 3PL harus terus beradaptasi dengan kondisi pasar yang berubah untuk tetap bersaing.
Saat ini, industri e-Commerce juga mengalami penurunan. Kenapa demikian? Hal ini disebabkan sulitnya untuk mengakuisisi pengguna baru. Merekalah yang tidak ingin beralih atau sulit dijangkau bagi pasar. Dan kemungkinan terbesarnya, "mereka" juga tidak tertarik untuk melakukan belanja online karena lebih memilih langsung membelinya dari toko fisik.
Tapi, bukan itu saja alasannya. Itu adalah alasan kecil mengenai tren penurunan industri eCommerce. Kenyataannya, pasar eCommerce di seluruh dunia mulai jenuh. Persaingan yang tidak sehat dan berkurangnya tingkat permintaan akibat pandemi sebelumnya juga memberikan dampak yang cukup signifikan.
3PL harus tetap bersinergi dalam menyediakan layanan dengan data dan insight terbaru agar tidak ketinggalan zaman di dunia yang serba dinamis. Beberapa perusahaan logistik penyedia 3PL mulai melakukan pivoting atau merambah usaha baru melalui rintisan anak usaha, seperti penyediaan jasa kurir dan manajemen gudang.