Tips Membangun Relasi dengan Importir dalam Bisnis B2B


October 04, 2024


Melakukan bisnis B2B tentu memiliki model komunikasi yang berbeda dengan B2C, terlebih jika bisnis B2B yang Anda lakukan mencakup pasar internasional atau ekspor-impor, tentunya pembawaan yang tepat akan mempengaruhi proses negosiasi bisnis kedepannya.

Bea Cukai mencatat hingga September 2023, peran UMKM Indonesia menuju pasar ekspor terus meningkat hingga US$ 4,66 juta. Hal ini tentu menjadi tanda positif di mana kepercayaan pasar internasional terhadap Indonesia tampaknya semakin kuat.

Oleh karena itu, jika Anda salah satu yang tertarik atau bahkan sudah menjadi bagian dari pasar internasional, artikel ini akan membahas bagaimana tips membangun relasi dengan importir melalui kacamata bisnis B2B.

1. Memahami Kebutuhan Importir

Dalam melakukan transaksi bisnis dengan berbagai importir tentu akan melahirkan keunikan akan kebutuhan yang berbeda. Pasalnya setiap importir dapat memiliki preferensi dan metode treatment yang berbeda. Oleh karena itu, langkah pertama untuk membangun relasi yang kuat adalah dengan memahami apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh importir tersebut.

Anda dapat melakukan riset pasar tentang kebutuhan komoditas di negara tujuan impor dan budaya bisnis yang berlaku di sana. Selain itu, membangun komunikasi yang efektif untuk mengetahui apa yang importir Anda cari beserta kualitas yang diharapkan dapat membantu Anda memahami mereka.

2. Proaktif dan Fleksibel dalam Bernegosiasi

Salah satu tips dan trik untuk menang dalam proses negosiasi adalah dengan adanya sikap fleksibel dan tetap proaktif. Seringkali importir memiliki persyaratan khusus atau menginginkan keluwesan pada faktor-faktor tertentu seperti harga, metode pengiriman, syarat pembayaran dan lain-lain.

Dengan bersikap fleksibel, Anda dapat menunjukkan komitmen yang kuat untuk membangun hubungan bisnis dalam jangka panjang. Namun sikap fleksibel juga harus dibarengi dengan ketegasan dan sikap realistis agar bisnis yang dilakukan menguntungkan kedua belah pihak.

Selain fleksibilitas, sikap proaktif juga sangat disarankan. Jangan menunggu untuk mendapatkan klien, tapi cobalah menawarkan produk Anda secara lebih aktif di pasar internasional. Jika Anda sudah memiliki importir, tidak ada salahnya untuk menanyakan feedback atau memberikan after sales sebagai servis tambahan.

3. Ciptakan Komunikasi Terbuka dan Transparan

Untuk memiliki hubungan bisnis jangka panjang dengan importir, maka komunikasi yang dilakukan haruslah terbuka dan transparan. Sangat penting untuk memberikan informasi yang akurat dan tepat waktu terutama mengenai hal-hal relevan seperti ketersediaan produk, jadwal pengiriman, dan metode pembayaran.

Transparansi ini juga meliputi kendala dan risiko yang mungkin dihadapi ketika terjadi keterlambatan pengiriman. Importir akan lebih memahami dan memaklumi jika informasi ini Anda beritahukan di awal dibandingkan saat peristiwanya sudah terjadi. Sediakan jalan untuk mempermudah importir Anda melakukan komunikasi seperti melalui email, telepon, atau bahkan video meeting.

4. Berikan Kualitas Sesuai Ekspektasi

Langkah selanjutnya untuk menjalin relasi bisnis yang sehat dengan importir adalah dengan menyediakan kualitas barang impor sesuai dengan ekspektasi yang diinginkan. Untuk memenuhi aturan negara dan menjawab kebutuhan pasar, terkadang importir menerapkan syarat atau standar tertentu terhadap barang yang akan diimpor, pastikan Anda dapat memenuhinya.

Jika diperlukan, Anda dapat mengambil sertifikasi yang berlaku internasional seperti ISO, HACCP, dan sertifikasi lain sehingga mempermudah proses impor ke negara tujuan.

5. Tawarkan Logistik yang Efisien

Aspek logistik dapat menjadi kuncian kelancaran bisnis B2B Anda secara internasional. Apabila pengiriman barang terlalu lama, mengalami kendala di bea cukai, atau adanya syarat-syarat dokumen ekspor dan impor yang tidak terpenuhi, hal ini dapat menimbulkan kendala yang membuat pihak importir kecewa.

Oleh karena itu pastikan pihak logistik yang Anda tunjuk memiliki kredibilitas dalam memberikan solusi logistik yang efektif dan efisien, seperti Uniair Cargo yang telah berpengalaman lebih dari 30 tahun dalam membantu proses ekspor-impor ke berbagai negara.

6. Investasi Jangka Panjang

Untuk mendapatkan relasi yang baik dengan importir, maka jangan pernah puas hanya karena satu dua transaksi. Jalin hubungan dengan importir sebagai investasi jangka panjang. Anda dapat melakukan komunikasi secara berkala meski saat importir Anda sedang tidak melakukan transaksi dengan Anda.

Selain itu, Anda juga dapat menawarkan promosi maupun penawaran khusus seperti adanya diskon untuk transaksi dalam volume besar maupun servis gratis ongkos kirim. Hal ini dapat membuat importir Anda merasa dihargai dan dianggap sebagai mitra spesial.

7. Tingkatkan Layanan Purna Jual

Layanan purna jual atau after sales menjadi elemen penting jika Anda menginginkan hubungan yang langgeng dengan importir yang merupakan klien Anda. Tingkatkan layanan purna jual seperti aspek dukungan teknis, adanya garansi produk, dan layanan bantuan yang selalu siap sedia untuk mengatasi berbagai kendala yang terjadi selama pengiriman maupun saat barang sudah diterima.

Dengan adanya layanan purna jual yang memuaskan, importir Anda akan merasa lebih aman untuk melakukan transaksi selanjutnya. Hal ini dapat membantu Anda mendapatkan loyal client yang sangat amat dibutuhkan dalam setiap bisnis. Terlebih importir yang puas dapat menjadi advokator untuk merekomendasikan bisnis Anda kepada importir lainnya.

Itulah tips membangun relasi dengan importir dari kacamata B2B. Tentunya mendapatkan hubungan yang kuat dan berlangsung lama tidak dilakukan dalam satu dua hari, oleh karena itu konsistensi dalam memberikan yang terbaik dan menghargai setiap importir yang datang dapat menjadi langkah awalnya.

Ekspor-Impor

APRIL 07, 2024

Impor Alat Kesehatan dari China, Ini Prosedurnya!

Ekspor-Impor

MAY 14, 2024

How to Ship Cargo to the US from Indonesia with Mu...

Ekspor-Impor

NOVEMBER 06, 2023

7 Negara Importir Terbesar di Dunia