Berapa Margin Profit yang Ideal untuk Bisnis Anda? Berikut Cara Hitung per Industri
Dalam membangun sebuah usaha, perhitungan margin profit menjadi hal yang penting untuk menentukan apakah perusahaan memberikan keuntungan dan dapat berkembang lebih jauh atau pun tidak.
Perhitungan margin profit ini tidak hanya untuk perdagangan barang seperti ekspor-impor, namun juga untuk usaha jasa seperti jasa konsultan.
Pada dasarnya margin profit di setiap industri bisa berbeda rentang angkanya. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor. Namun secara general dapat dikatakan bahwa 5-10% dari margin profit sudah bisa dikatakan ideal.
Lalu bagaimana cara menentukannya? Artikel ini akan membahasnya.
Sebelum menemukan profit margin yang ideal di setiap industri, berikut adalah beberapa jenis dari profit margin.
Gross Profit Margin
Gross profit margin adalah selisih yang didapat dari penjualan barang ke customer dikurangi modal awal pembelian.
Net Profit Margin
Net profit margin atau laba bersih bisa didapatkan dari pendapatan toko yang sudah dikurangi seluruh biaya operasional, harga pokok penjualan ke depan, biaya sewa, pajak, dan lainnya. Semakin tinggi net profit margin yang Anda dapatkan, semakin tinggi berarti keuntungan Anda.
Operating Margin
Margin operasi merupakan gambaran efisiensi perusahaan dalam mengelola biaya operasional dan bagaimana perusahaan menghasilkan keuntungan. Metrik ini berguna untuk menilai profitabilitas operasional harian dari toko atau perusahaan. Untuk mendapatkan angka operating margin, laba belum dikurangi oleh beban operasional seperti sewa, gaji, maupun utilitas rutin.
Di Amerika Serikat, ada sebuah lembaga yang mendata rentan kisaran margin profit ideal di setiap industri.
Meskipun hal yang sama belum ditemukan di Indonesia, namun secara general hal ini bisa dikalkulasikan dengan kisaran tertentu.
Hal ini tentu saja dipengaruhi oleh karakteristik unik setiap industri dan dinamikanya yang pada akhirnya memengaruhi struktur biaya, harga juga dan margin profit. Berikut kisaran ideal margin profit di beberapa industri.
a. Industri Ritel
Ritel merupakan industri yang jumlah kuantitasnya sangat amat banyak. Industri satu ini terkenal karena penjualannya yang tinggi namun harus berpuas diri dengan margin profit yang relatif rendah.
Umumnya industri ritel mematok margin profit dengan kisaran 2-5% mengingat persaingan yang tajam antar kompetitor.
Terlebih saat ini ada e-commerce yang membuat perang harga tidak bisa dibendung. Oleh karena itu industri ritel harus cukup puas dengan keuntungan yang kecil namun bisa dimaksimalkan melalui jumlah transaksi yang banyak.
b. Industri Teknologi
Berbanding terbalik dengan industri ritel, jumlah transaksi pada industri teknologi memang tidak terlalu masif, namun industri ini bisa menikmati margin profit yang relatif tinggi mulai dari 20% hingga 40%.
Hal ini dikarenakan keunikan dari setiap teknologi yang memiliki hak cipta sehingga tidak bisa diproduksi oleh kompetitor lain. Selain itu, sedikitnya persaingan membuat industri teknologi bisa lebih leluasa dalam menentukan margin profit di setiap produknya. Misalnya saja pada perusahaan teknologi raksasa seperti Microsoft yang sampai hari ini produknya masih banyak dibutuhkan oleh khalayak.
c. Industri Jasa
Selain industri yang menawarkan produk atau barang, industri jasa juga memiliki margin profit yang terbilang cukup tinggi berkisar 30-50%. Kondisi ini bisa terjadi jika perusahaan mampu mendapatkan kualitas SDM yang unggul dengan biaya operasional yang rendah. Selain itu, reputasi dan jaringan serta citra positif dapat meningkatkan value perusahaan sehingga bisa mematok biaya service yang lebih eksklusif dan memperbesar kemungkinan adanya margin profit yang tinggi.
Selain dari jenis industrinya, perubahan persentase margin profit juga bisa terjadi karena berbagai faktor eksternal, antara lain:
Demand yang Tinggi dengan Supply Terbatas
Ketika suatu produk mengalami lonjakan permintaan secara drastis, maka ketersediaannya menjadi langka. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk mematok margin profit dengan persentase yang lebih tinggi.
Hal ini biasa terjadi pada peluncuran teknologi baru atau barang-barang limited edition yang sengaja tidak diproduksi terlalu masal, sehingga memberikan nilai kelangkaan untuk diburu. Contoh lain terjadi pada masa Covid-19 di mana alat kesehatan mendadak memiliki demand tinggi sehingga jumlahnya lebih sedikit dari tuntutan pasar.
Biaya Produksi
Biaya produksi menjadi komponen pertama yang akan menentukan besaran persentase dari margin profit yang akan Anda dapatkan. Pertimbangkan setiap biaya yang Anda keluarkan dalam memproduksi barang atau jasa, termasuk biaya tenaga kerja, bahan baku, utilitas, biaya pengiriman dan lain sebagainya.
Jika Anda berhasil menekan biaya produksi dengan hasil output produk atau jasa yang unggul, maka kemungkinan persentase margin profit tinggi bisa dicapai. Inilah yang menjadi alasan beberapa perusahaan membangun pabrik di negara-negara berkembang atau pemindahan kantor pusat ke provinsi dengan nilai upah buruh yang lebih rendah.
Posisi Pasar dan Strategi Saing
Posisi brand atau perusahaan Anda di pasar dan persaingan bersama kompetitor juga menjadi faktor penentu dari besaran persentase profit margin.
Perusahaan raksasa yang telah menjadi top of mind atau memiliki jumlah transaksi harian hingga jutaan dapat menaikan harga jual mereka sehingga profit margin bisa ikut naik. Sedangkan pada perusahaan yang baru merintis, keuntungan tipis menjadi strategi efektif untuk berkembang.
Aturan Regulasi dan Perpajakan
Setiap barang atau jasa yang diperjualbelikan baik di dalam negeri maupun penjualan ekspor-impor harus mematuhi aturan regulasi beserta perpajakan yang berlaku. Pajak yang tinggi dapat memengaruhi laba bersih perusahaan.
Jika Anda perusahaan ritel baru dan hanya mendapatkan margin profit di angka 2%, apakah artinya itu buruk? Belum tentu. Berikut faktor-faktor pertimbangan dalam menentukan margin profit yang ideal.
Analisis Kondisi Pasar dan Kompetitor
Untuk menentukan apakah margin profit yang Anda dapatkan sudah ideal, maka lakukan analisis kondisi pasar dan juga kompetitor yang sesuai dengan bisnis Anda. Dengan memahami adanya standar dari margin profit di industri yang Anda geluti dapat menjadi bahan pertimbangan untuk menentukan angka yang ideal.
Akurat dalam Menghitung Biaya
Pastikan biaya operasional, tenaga kerja, dan produksi masuk ke dalam hitungan Anda sebelum menentukan margin profit. Karena untuk mengetahui apakah perusahaan Anda sudah mendapatkan laba bersih, Anda harus memisahkannya dengan biaya pengeluaran.
Fleksibilitas
Dinamika pasar terkadang berubah dengan sangat cepat. Untuk itu lebih baik menetapkan angka margin profit secara fleksibel atau dengan rentang batas bawah hingga batas atas. Hal ini dapat membuat Anda memiliki perkiraan jumlah profit yang masih bisa diterima dan mana yang mengalami kerugiaan.
Itulah perhitungan margin profit yang bisa Anda coba. Tentunya semakin banyak informasi seputar pasar dan perkembangan industri yang Anda jalani, akan mempertajam analisis Anda dalam menentukan margin profit ideal.