Dalam proses pengiriman barang, terutama untuk kebutuhan ekspor dan impor, memahami cara menghitung volume menjadi langkah yang sangat penting. Salah satu ukuran yang paling umum digunakan dalam dunia logistik adalah CBM atau Cubic Meter. CBM berfungsi sebagai acuan untuk menentukan kapasitas ruang yang dibutuhkan serta menghitung estimasi biaya pengiriman secara lebih akurat. Ketika Anda menguasai cara kerja CBM, Anda dapat merencanakan pengemasan dan pengiriman barang dengan lebih efisien, sekaligus menghindari potensi biaya tambahan yang tidak perlu. Pengetahuan ini menjadi fondasi bagi siapa pun yang bergerak di bidang perdagangan internasional maupun pengiriman barang skala besar.
CBM atau Cubic Meter adalah satuan ukuran yang digunakan untuk menghitung volume suatu barang dalam proses pengiriman. Dalam industri logistik, CBM menjadi standar penting karena membantu menentukan seberapa besar ruang yang dibutuhkan sebuah paket di dalam kontainer, pesawat, atau truk. Satuan ini dihitung berdasarkan dimensi panjang, lebar, dan tinggi sebuah barang, sehingga menghasilkan ukuran volume yang akurat. CBM biasanya digunakan dalam pengiriman skala besar seperti cargo laut (LCL dan FCL), cargo udara, maupun pengiriman darat yang menerapkan perhitungan volumetrik. Dengan memahami CBM, Anda dapat memperkirakan biaya pengiriman dengan lebih tepat karena sebagian besar penyedia layanan logistik menjadikan volume sebagai salah satu faktor utama dalam penentuan tarif.
CBM memiliki peran yang sangat krusial dalam dunia logistik karena menjadi dasar perhitungan ruang dan biaya pengiriman. Melalui CBM, Anda dapat mengetahui berapa banyak ruang yang dibutuhkan barang di dalam kontainer atau pesawat sehingga memudahkan perencanaan pengiriman secara efisien. CBM juga menentukan apakah kiriman akan dihitung berdasarkan berat sebenarnya atau berat volumetrik, terutama pada layanan cargo udara. Dalam pengiriman laut, CBM membantu menentukan pilihan layanan seperti LCL atau FCL sesuai kapasitas barang. Semakin akurat perhitungan CBM, semakin tepat pula estimasi biaya, waktu, dan metode pengiriman yang dapat dipilih. Pemahaman ini penting agar Anda dapat menghemat biaya, memaksimalkan ruang, serta menghindari kesalahan perhitungan yang berpotensi menambah pengeluaran.
Menghitung CBM dilakukan dengan menggunakan rumus dasar volume, yaitu perkalian antara panjang, lebar, dan tinggi barang. Perhitungan ini membantu menentukan seberapa besar ruang yang dibutuhkan dalam proses pengiriman. Rumusnya sederhana:
CBM = Panjang × Lebar × Tinggi
Untuk mendapatkan hasil yang akurat, semua ukuran harus berada dalam satuan meter. Jika barang diukur dalam sentimeter, Anda perlu mengonversinya terlebih dahulu ke meter dengan membagi setiap dimensi menggunakan angka 100.
Dalam praktiknya, bentuk barang juga mempengaruhi cara perhitungan. Barang berbentuk kotak memiliki rumus langsung, sementara barang tidak beraturan atau berbentuk silinder memerlukan rumus khusus yang disesuaikan dengan bentuk geometrinya. Selain itu, jasa pengiriman udara sering menggunakan perhitungan volumetric weight yang berbeda dari pengiriman laut, sehingga penting memastikan rumus yang tepat sesuai jenis layanan pengiriman. Dengan memahami cara menghitung CBM secara benar, Anda dapat mempersiapkan pengiriman secara efisien dan memprediksi biaya dengan lebih akurat.
Untuk memahami cara menghitung CBM secara lebih jelas, berikut beberapa contoh praktis yang umum dijumpai dalam proses pengiriman barang.
1. Contoh Barang Berbentuk Kotak
Misalkan Anda memiliki paket dengan ukuran panjang 50 cm, lebar 40 cm, dan tinggi 60 cm.
Pertama, konversikan semua ukuran ke meter:
Kemudian gunakan rumus:
CBM = 0,5 × 0,4 × 0,6 = 0,12 CBM
2. Contoh Pengiriman dengan Beberapa Paket
Jika Anda mengirim tiga paket identik, masing-masing memiliki ukuran 0,12 CBM, maka perhitungan total volumenya menjadi:
Total CBM = 0,12 × 3 = 0,36 CBM
CBM dan volumetric weight adalah dua konsep penting dalam dunia pengiriman barang, terutama ketika menentukan tarif ongkir. Meski sama-sama berkaitan dengan volume, keduanya memiliki fungsi berbeda. CBM digunakan untuk menghitung volume barang dalam satuan meter kubik, sedangkan volumetric weight atau berat volumetrik digunakan untuk mengukur seberapa besar ruang yang ditempati barang dibandingkan berat aktualnya.
Pada layanan cargo udara, volumetric weight sering menjadi acuan utama karena ruang di pesawat sangat terbatas. Barang yang ringan tetapi berukuran besar dapat dikenakan tarif lebih tinggi karena memakan banyak ruang, meskipun bobotnya kecil. Sebaliknya, pengiriman laut lebih fokus pada CBM karena kontainer memiliki kapasitas volume yang jelas dan perhitungan tarif biasanya berdasarkan jumlah ruang yang digunakan.
Memahami perbedaan antara CBM dan volumetric weight membantu Anda memilih metode pengiriman yang paling efisien. Dengan menghitung keduanya, Anda dapat membandingkan biaya, menghindari kelebihan ongkir, serta menyesuaikan kemasan agar tidak menimbulkan berat volumetrik yang lebih besar dari berat sebenarnya.
CBM memiliki peran yang berbeda dalam pengiriman laut dan udara karena masing-masing metode memiliki standar dan prioritas perhitungan yang tidak sama. Dalam pengiriman laut, CBM menjadi acuan utama untuk menentukan kebutuhan ruang di dalam kontainer. Pengiriman menggunakan layanan LCL (Less than Container Load) dan FCL (Full Container Load) sangat bergantung pada perhitungan CBM karena tarifnya ditentukan berdasarkan volume barang yang memanfaatkan ruang kontainer. Semakin besar CBM barang, semakin tinggi biaya pengirimannya.
Sebaliknya, dalam pengiriman udara, perhitungan lebih sering mengacu pada volumetric weight. Hal ini disebabkan kapasitas pesawat yang terbatas sehingga ruang menjadi faktor yang sangat diperhitungkan. Meskipun CBM tetap digunakan untuk mengetahui volume barang, pihak maskapai biasanya akan membandingkan berat aktual dan berat volumetrik, lalu menggunakan angka yang lebih besar sebagai dasar tarif.
Dengan memahami perbedaan perhitungan antara laut dan udara, Anda dapat memilih metode yang paling sesuai dengan kebutuhan pengiriman. Barang berukuran besar namun ringan cenderung lebih hemat jika dikirim lewat laut, sementara barang kecil bernilai tinggi atau membutuhkan waktu cepat lebih cocok dikirim melalui udara.
Baca Juga : Panduan Lengkap Peraturan Customs Clearance Indonesia Terbaru
Memahami CBM merupakan langkah penting dalam merencanakan pengiriman barang secara efisien dan hemat biaya. Dengan mengetahui cara menghitung volume barang menggunakan satuan meter kubik, Anda dapat memperkirakan kebutuhan ruang, menentukan metode pengiriman yang tepat, serta menghindari potensi biaya tambahan. Perhitungan CBM juga membantu membedakan penggunaan berat aktual dan berat volumetrik, terutama pada layanan udara yang memiliki standar perhitungan berbeda dengan pengiriman laut. Semakin akurat Anda menghitung CBM, semakin baik pula Anda dapat mengoptimalkan proses pengemasan, pemilihan layanan logistik, dan estimasi anggaran. Dengan demikian, memahami konsep ini tidak hanya memudahkan proses pengiriman, tetapi juga meningkatkan efisiensi operasional dan perencanaan bisnis secara keseluruhan.
Contact the Uniair Cargo team
today for a FREE consultation and export cost estimate!
Also, follow us on Instagram at @uniaircargo
for logistics tips, up-to-date information, and export inspiration!