Mengapa Chip Semikonduktor Mengalami Kelangkaan Secara Global?
Dalam beberapa tahun terakhir, pasar global mengalami kelangkaan chip semikonduktor secara signifikan. Hal ini memengaruhi pergerakan industri elektronik dan otomotif secara umum.
Produsen PC, perangkat seluler, konsol game, kendaraan, perangkat jaringan, dan mesin industri merupakan berbagai jenis lini bisnis yang terdampak perihal kelangkaan ini. Padahal kebutuhan akan chip semikonduktor terus meningkat setiap tahunnya.
Statistik Perdagangan Semikonduktor Dunia (WSTS) menyebutkan penjualan semikonduktor pada tahun 2019 mencapai USD 412,3 miliar di seluruh dunia. Angka ini terus meningkat pada tahun selanjutnya di 2020 hingga 6,8 persen atau sekitar USD 440,4 miliar.
Sebenarnya apa yang menyebabkan kelangkaan chip semikonduktor? Berikut penjelasannya.
Intel, produsen CPU x86 terbesar di dunia untuk PC dan pusat data, mengalami kekurangan chip pada tahun 2018 setelah pengembangan chip 10nm yang bermasalah mempengaruhi produksi chip 14nm mereka. Kekurangan ini belum teratasi ketika Intel kembali mengalami kendala tahun lalu dengan menunda peluncuran chip 7nm.
Kesalahan Intel menyebabkan lebih banyak produsen PC membeli CPU AMD, menambah tekanan pada pasokan chip. Berbeda dengan Intel yang memproduksi chip sendiri, AMD mengalihkan produksinya ke Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC), foundry chip paling canggih di dunia. Pertumbuhan AMD yang cepat memberikan tekanan tambahan pada pabrik TSMC sebelum pandemi.
Pasar sudah goyah ketika pandemi dimulai tahun lalu. Pandemi sementara mengganggu pengiriman semikonduktor saat permintaan global untuk perangkat seluler baru, PC, dan peningkatan pusat data melonjak sebagai respons terhadap tren pekerjaan jarak jauh, pembelajaran online, dan tinggal di rumah.
Kebanyakan produsen chip pulih dari gangguan awal, dan TSMC tetap beroperasi karena pabrik-pabrik tercanggihnya di Taiwan tidak terpengaruh. Produsen chip memori juga cepat meningkatkan produksi mereka lagi. Namun, sektor chip masih belum bisa memenuhi permintaan pasar akan chip baru.
Pabrik-pabrik TSMC telah beroperasi pada tingkat lebih dari 100% selama 12 bulan terakhir, dan mereka baru-baru ini mengumumkan akan menghabiskan $100 miliar selama tiga tahun ke depan untuk memperluas operasinya. Intel juga memperingatkan bahwa kekurangan chip global bisa berlangsung dua tahun lagi dan memerlukan investasi besar-besaran untuk mengatasinya.
Permintaan global untuk chip umumnya bersifat stabil selama beberapa dekade terakhir. Namun, pertumbuhan teknologi baru, termasuk layanan cloud, jaringan 5G, dan layanan AI memicu peningkatan produksi chip secara signifikan.
Perangkat yang terhubung seperti smartphone dan mobil memerlukan jumlah chip yang semakin banyak. Skyworks Solutions, yang memproduksi chip nirkabel, mengharapkan setiap smartphone 5G menggunakan chip front-end senilai $25, dibandingkan dengan $18 untuk perangkat 4G dan hanya $8 untuk perangkat 3G.
Skyworks juga mengharapkan hampir tiga perempat dari semua mobil akan dilengkapi dengan konektivitas seluler pada tahun 2024. Biaya semua komponen elektronik dalam mobil mencapai 45% dari total biaya pada tahun 2020, naik dari hanya 18% pada tahun 2000, dan rasio tersebut bisa terus meningkat.
Perang teknologi antara Amerika Serikat dan China, menjadi salah satu faktor penyebab kelangkaan chip semikonduktor. Amerika Serikat telah memberikan sanksi terhadap beberapa perusahaan besar China, termasuk SMIC dan Huawei, di tengah kekhawatiran keamanan nasional.
Sanksi-sanksi tersebut memperburuk kekurangan chip canggih di China sekaligus mendorong pemerintah China untuk secara agresif berinvestasi dalam pembuatan chip domestik untuk mengurangi ketergantungan pada teknologi luar negeri, yang dapat menyebabkan pemisahan antara pasar Amerika dan China.
Pemerintahan Biden baru-baru ini mengusulkan pengeluaran $50 miliar untuk memperkuat sektor pembuatan chip di Amerika, tetapi investasi ini mungkin tidak akan menyelesaikan kekurangan chip secara cepat.
Hal itu disebabkan oleh sebagian besar pasar semikonduktor global masih bergantung pada perusahaan luar negeri seperti ASML dari Belanda, TSMC dari Taiwan, dan Samsung dari Korea Selatan di mana semuanya telah memiliki market yang lebih kuat.
Kelangkaan chip semikonduktor adalah hasil dari berbagai faktor yang saling berkaitan, mulai dari dampak pandemi COVID-19, gangguan rantai pasokan global, peningkatan permintaan di berbagai industri, hingga ketegangan geopolitik dan keterbatasan kapasitas produksi. Mengatasi masalah ini memerlukan pendekatan yang holistik dan kolaboratif antara pemerintah, industri, dan pemangku kepentingan lainnya.
Investasi dalam peningkatan kapasitas produksi, diversifikasi rantai pasokan, dan pengembangan teknologi baru sangat penting untuk memastikan ketersediaan chip semikonduktor di masa depan. Sementara itu, ketahanan terhadap gangguan rantai pasokan dan ketegangan geopolitik juga perlu ditingkatkan agar industri semikonduktor dapat terus berkembang dan memenuhi permintaan global yang terus meningkat.